Budidaya Tanaman Jarak


Semakin menipisnya cadangan sumber energi tidak terbaharukan makin mengkhawatirkan banyak pihak, termasuk Indonesia yang kaya akan sumber energi ini. Hal inilah yang memicu negara-negara di dunia untuk mencari alternatif sumber energi yang sanggup terbaharukan. Salah satu sumber energi masa depan yaitu Tanaman Jarak. Meski produksi massal untuk minyak jarak masih terus dikembangkan, namun potensi bisnis budidaya jarak layak untuk dipertimbangkan. Apalagi di Indonesia tanaman jarak cukup gampang ditemukan dan dikembangkan . Selama ini flora jarak hanya digunakan sebagai pagar pembatas, sebab itu dikenal pula dengan Jarak pagar.

Tanaman jarak pagar sangat potensial sebagai penghasil minyak nabati yang sanggup di olah menjadi materi minyak pengganti minyak bumi (solar dan minyak tanah). Tanaman jarak pagar selama ini tidak menerima perhatian khusus sebab penerapan kebijakan subsidi yang sangat besar untuk BBM sehingga mengolah minyak jarak tidak menguntungkan.

Menurut data Automotif Diesel Oil (ADO), konsumsi materi bakar minyak Indonesia semenjak tahun 1995 telah melebihi produksi dalam negeri dan diperkirakan cadangan minyak Indonesia akan habis dalam kurun waktu 10-15 tahun depan. Untuk menjawab kelangkaan dan keterbatasan energy fosil tersebut, beberapa gerakan telah dicanangkan oleh Presiden RI antara lain jadwal revitalisasi pertanian,perikanan dan kehutanan dengan salah satu fokusnya yaitu pengembangan Research and Development (R&D) melalui pemanfaatan biodiesel berbahan baku hasil flora di jatiluhur Jawa Barat dan melakukan menghematan energy di segala lapisan masyarakat.

Di Wilayah Jawa Barat hasil budidaya tanaman Jarak Pagar justru telah diborong oleh produsen materi bakar hayati (biofuel) asal Malaysia yaitu Malaysia Bio Oil. Perusahaan tersebut berani membeli jarak lebih tinggi yaitu Rp.3000/kg sedangkan pasar lokal hanya Rp.700/kg

0 Response to "Budidaya Tanaman Jarak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel