Cara Menanam Nilam




Minyak nilam merupakan komoditi ekspor yang nono migas. Minyak nilam ini sudah popular di kanca internasional namun hal ini nelum populer di Indonesia. Masih sedikit yang menanam atau berkebnun nilam. Padahal ini merupkan prospek bisnis yang menjanjikan lantaran di internasional minyak nilam ini diminati oleh beberapa Negara.
Di Indonesia kawasan pusat produksi flora nilam terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, dan Nangroe Aceh Darussalam, lalu berkembang di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan kawasan lainnya.
Jenis-jenis Tanaman Nilam
Menurut Trease dan Evan (dalam Hamid dan Syarif, 1992), flora nilam mencakup tiga spesies yaitu P. cablin Benth, P. hortensis, dan P. heyneanus.

1) P. cablin Benth
Pogostemon cablin sering juga disebut nilam Aceh. Jenis nilam ini termasuk famili Labiate yaitu kelompok flora yang memiliki aroma yang ibarat satu sama lain. Di antara jenis nilam, yang diusahakan secara komersil ialah varietas Pogostemon cablin Benth. Jenis ini sesungguhnya dari Filipina, yang lalu berkembang ke Malaysia, Madagaskar, Paraguay, Brazilia, dan Indonesia. (Sudaryani et al, 2004)

2) P. heyneanus
Sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan. Jemis ini berasal dari India, banyak tumbuh liar di hutan pulau Jawa. Jenis ini berbunga, lantaran itu kandungan minyaknya rendah yaitu 0,50-1,5%. Di samping itu minyak nilam dari flora ini komposisi minyaknya kurang mendapat pasaran dalam perdagangan. (Sudaryani et al, 2004)

3) P. hortensis
Disebut juga nilam sabun lantaran sanggup dipakai untuk mencuci pakaian. Jenis nilam ini hanya terdapat di kawasan Banten. Bentuk Pogostemon hortensis ini ibarat dengan nilam Jawa, tetapi tidak berbunga. Kandungan minyaknya 0,5-1,5%. Komposisi minyak yang dihasilkan buruk sehingga untuk jenis nilam ini juga kurang mendapat pasaran dalam perdagangan. (Sudaryani et al, 2004)
Diantara ketiga jenis nilam tersebut yang banyak dibudidayakan yaitu P. Cablin Benth (nilam Aceh), lantaran kadar dan kualitas minyaknya lebih tinggi dari varietas lainnya.
Nilam Aceh diperkirakan kawasan asalnya Filipina atau Semenanjung Malaya. Setelah sekian usang berkembang di Indonesia, tidak tertutup kemungkinan terjadi perubahan-perubahan dari sifat dasarnya. Dari hasil eksplorasi ditemukan majemuk tipe yang berbeda baik karakteristik morfologinya, kandungan minyak, sifat kimia minyak dan sifat ketahanannya terhadap penyakit dan kekeringan.

Nilam Aceh berkadar minyak tinggi (> 2,5%) sedangkan nilam Jawa rendah (< 2%).

Disamping nilam Aceh, di beberapa kawasan di Jawa Tengah dan Jawa Timur petani mengusahakan juga nilam Jawa. Nilan Jawa berasal dari India, disebut juga nilam kembang lantaran sanggup berbunga. Ciri-ciri spesifik yang sanggup membedakan nilam Jawa dan nilam Aceh secara visual yaitu pada daunnya. Permukaan daun nilam Aceh halus sedangkan nilam Jawa kasar. Tepi daun nilam Aceh bergerigi tumpul, pada nilam Jawa bergerigi runcing, ujung daun nilam Aceh runcing, nilam Jawa meruncing. Nilam jawa lebih toleran terhadap nematoda dan penyakit layu basil dibandingkan nilam Aceh, lantaran antara lain disebabkan kandungan fenol dan ligninnya lebih tinggi dari pada nilam Aceh.

Varietas unggul nilam

Tanaman nilam ialah flora penghasil minyak atsiri, oleh lantaran itu produksi, kadar dan mutu minyak merupakan faktor penting yang sanggup dipergunakan untuk memilih keunggulan suatu varietas. Disamping itu, abjad lainnya ibarat sifat ketahanan terhadap penyakit juga merupakan salah satu indikator penentu. Banyak faktor yang mempengaruhi kadar dan mutu minyak nilam, antara lain, genetik (jenis), budidaya, lingkungan, panen dan pasca panen.

Produksi minyak

Rata-rata produksi minyak nilam Indonesia masih sangat rendah yaitu 97.53 kg/ha (th. 2002), rendahnya produksi minyak disebabkan rendahnya produksi terna (4-5 ton/ha terna kering) dan kadar minyak (1- 2%) yang rendah pula. Pada umumnya petani menanam jenis nilam yang kurang terperinci asalnya atau disebut jenis lokal, di lokasi-lokasi tertentu ibarat Ciamis, jenis lokal lebih unggul dari beberapa varietas yang dilepas, namun dilokasi lainnya keunggulannya tidak tampak sehingga jenis lokal Ciamis sanggup dianggap unggul lokal.

Mutu minyak ditentukan oleh sifat fisika-kimia minyaknya, faktor yang paling memilih mutu minyak nilam ialah kadar patchouli alkohol (PA). PA merupakan komponen terbesar (50 – 60%) dari minyak (Walker, 1969) dan menunjukkan bau (odour) yang khas pada minyak nilam, lantaran antara lain mengandung nor- patchoulene. Penggunaan varietas nilam yang tepat, disertai teknik budidaya yang baik, panen dan pengolahan materi yang sesuai akan menghasilkan produksi minyak tinggi.

Demikian tentang minyak nilam biar bermanfaat

0 Response to "Cara Menanam Nilam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel