Budidaya Ikan Patin.
Monday, February 10, 2020
Add Comment
Budidaya ikan patin mencakup beberapa kegiatan, secara garis besar dibagi menjadi 2 aktivitas yaitu pembenihan dan pembesaran. Pada perjuangan budidaya yang semakin berkembang, tempat pembenihan dan pembesaran sering kali dipisahkan dengan jarak yang agak jauh. Keberhasilan transportasi benih ikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik maupun kimia air, terutama menyangkut oksigen terlarut, NH3, CO2 , pH, dan suhu air. 1. Penyiapan Sarana dan Peralatan Lokasi kolam dicari yang erat dengan sumber air dan bebas banjir. Pada kolam penetasan diusahakan biar air yang masuk sanggup menyebar ke kawasan yang ada telurnya.
Petak pemanis air yang memiliki kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibentuk kolam pengendapan dan kolam penyaringan. Induk yang ideal yakni dari kawanan patin cukup umur hasil pembesaran dikolam sehingga sanggup dipilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik. Perlakuan dan Perawatan Bibit Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus di dalam kandang terapung. Upaya untuk memperoleh induk matang telur yang pernah dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Palembang yakni dengan memperlihatkan masakan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan-bahan pembuat masakan ayam dengan komposisi tepung ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta vitamin dan mineral 0,5%.
Pada hari ketiga, benih ikan diberi masakan pemanis berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Pembesaran ikan patin sanggup dilakukan di kolam, di jala apung, melalui sistem pen dan dalam karamba. Pada pembesaran ikan patin di jala apung, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: lokasi pemeliharaan, bagaimana cara memakai jala apung, bagaimana kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses pembesarannya. Pada pembesaran ikan patin sistem pen, perlu diperhatikan: pemilihan lokasi, kualitas air, bagaimana penerapan sistem tersebut, penebaran benih, dan dukungan pakan serta pengontrolan dan pemanenannya. Hampang sanggup terbuat dari jaring, karet, bambu atau ram kawat yang dilengkapi dengan tiang atau tunggak yang ditancapkan ke dasar perairan.
Jumlah masakan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat tubuh ikan peliharaan. Hal ini sanggup diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan rujukan yang diambil dari ikan yang dipelihara (smpel). Pemeliharaan Kolam dan Tambak Selama pemeliharaan, ikan sanggup diberi masakan pemanis berupa pellet setiap hari dan sanggup pula diberikan ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah) ataupun sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang nafsu makannya. Hama Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Pada pembesaran ikan patin di jala apung (sistem kandang ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.) yang merusak jala dan memangsa ikan. Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.
Biasanya pinggiran waduk atau danau merupakan markas tempat bersarangnya hama, lantaran itu sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan disekitar lokasi dibersihkan secara rutin. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Lepto-tilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) yakni dengan menutupi penggalan atas wadah kebijaksanaan daya dengan lembararan jaring dan memasang kantong jaring pemanis di luar kantong jaring kebijaksanaan daya. Penyakit Penyakit ikan patin ada yang disebabkan bisul dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi yakni penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Produksi benih ikan patin secara masal masih menemui beberapa hambatan antara lain lantaran sering menerima serangan benalu Ichthyoptirus multifilis (white spot) sehingga banyak benih patin yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan.
diambil dari : http://id.shvoong.com/exact-sciences/1977973-cara-budidaya-ikan-patin/
0 Response to "Budidaya Ikan Patin."
Post a Comment