Pembenihan Redfin Albino (Ephalzeorhynchus Frenatus) Di Vizan Farm Sawangan, Depok
Monday, February 24, 2020
Add Comment
I. PENDAHULUAN
Ikan Redfin Albino (Ephalzeorhynchus frenatus) merupakan ikan hias bewarna putih yang mempunyai sirip badan merah. Dengan warna yang menarik yang diperlihatkan oleh Redfin Albino menciptakan para pecinta ikan hias lokal maupun mancanegara bahagia untuk memeliharanya dengan ditandai dengan semakin meningkatnya seruan pasar lokal maupun mancanegara terhadap Redfin Albino.
Kegiatan pembenihan merupakan suatu acara yang fundamental dalam proses budidaya ikan. Kegiatan pembenihan menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan akan menjadi komponen input bagi acara pendederan dan pembesaran. Dengan adanya acara pembenihan, maka ketersediaan benih untuk acara pendederan, dan pembesaran terpenuhi. Kegiatan ini dilaksanakan di Vizan Farm Sawangan, Depok, sebab kawasan ini telah usang bergerak dalam bidang pembenihan ikan hias terutama Redfin Albino dan juga mempunyai lokasi yang sangat strategis serta gampang dijangkau. Farm ini juga masih produktif dan kontinyu dalam perjuangan pembenihan Redfin Albino dan juga mempunyai kemudahan utama dan teknologi penunjang yang cukup lengkap.
II. FASILITAS PEMBENIHAN
Fasilitas yang terdapat di Vizan Farm terbagi atas dua yaitu kemudahan utama dan kemudahan pendukung acara pembenihan. Fasilitas utama yang terdapat di farm tersebut antara lain wadah berupa kolam tandon, akuarium pemeliharaan induk, akuarium pemberokkan, box sterofoam pemijahan, box sterofoam larva, dan kolam terpal pemeliharaan benih. Sistem aerasi yang didukung oleh 1 buahblower. Sedangkan kemudahan pendukung pembenihan yang terdapat di farm tersebut antara lain : bangunan yang terdiri dari hatcheri indoor, kantor utama, mushola, ruang genset, kamar tidur, ruang makan, toilet, dapur, dan motor suzuki.
III. KEGIATAN PEMBENIHAN
3.1 Persiapan Wadah Pemijahan
Sebelum pemijahan induk, sebaiknya dilakukan persiapan wadah yang baik semoga proses pemijahan sanggup berlangsung dengan sempurna. Pemijahan redfin albino di Vizan farm memakai wadah box sterofoam. Dalam penggunaan box sterofoam yang sangat di nilai yaitu dari segi kestabilan suhu dalam waktu pemijahan dan penetasan. Faktor suhu sangat penting dalam proses pemijahan, sebab perubahan suhu akan mempengaruhi pemijahan. Persiapan wadah diawali pembersihan wadah pemijahan berupa box stereofoam yang bertujuan untuk meminimalisir serangan basil patogen akhir wadah yang kotor.
Box sterofoam yang di gunakan berukuran 80 x 40 x 30 cm. Box terlebih dahulu di basuh dengan air higienis hingga kotorran yang melekat tidak ada. Setelah pencucian, box di bilas dengan air bersih. Box yang sudah higienis di susun rapat pada kawasan yang sudah di tentukan. Setelah box disusun di lakukan pengisian air dan pengaturan aerasi. Air dipompa pribadi dari tandon dan di alirkan melalui selang yang berukuran ¾ inch. Air di isi dengan ketinggian 20 cm.
3.2 Sampling Kematangan Gonad
Kegiatan seleksi induk dilakukan untuk menentukan induk yang matang gonad dan siap dipijahkan. Induk betina matang gonad, secara fisik ditandai dengan perut yang membundar, lembek bila diraba. Bobot induk sekitar antara 28- 35gr, panjang sekitar 8- 12 cm dan berumur minimal 8 bulan. Sedangkan induk jantan, ditandai dengan adanya sperma waktu dilakukan penyitripiingan. Bobot indukan jantan sekitar 23- 28 gr, panjang sekirar 6- 9 cm dan berumur minimal 6 bulan.
3.3 Pemberokan
Pemberokan bertujuan untuk mengosongkan isi perut sehingga induk yang ada benar- benar membesar perutnya sebab berisi telur, bukan sebab kekenyangan atau sebab lemak. Induk-induk hasil seleksi kemudian diberok (di puasakan). Pemberokan dilakukan selama 24 jam dalam akuarium pemberokan, berukuran 60x40x30cm. Pemberokan dilakukan secara terpisah antara induk jantan dan betina untuk menghindari pemijahan yang tidak di inginkan.
Kaprikornus dalam 1 siklus pemijahan, penyuntikan di lakukan pada 2 pasang indukan sebesar 0,09 ml yang terdiri dari ovaprim dan NaCl 0,9 %.
Penyuntikan dilakukan pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB atau pukul 20.30 WIB. Penyuntikan dilakukan satu kali secara intramuscular, yaitu penyuntikan pada cuilan punggung ikan. Rentang waktu antara penyuntikan dengan ovulasi telur yaitu 10-14 jam pada suhu 23-260C. Setelah dilakukan penyuntikan terhadap induk jantan dan betina di campurkan pada box sterofoam berukuran 90x40x30cm dengan takaran 1 pasang induk dalam 1 box. Selang waktu 10 -14 jam sehabis penyuntikan, terjadi pemijahan.
3.5 Penetasan Telur
Telur redfin albino akan menetas dalam jangka waktu 40- 50 jam. Telur menetas tetap di dalam akuarium pemijahan. Induk dikeluarkan sehabis induk mengeluarkan telur secara keseluruhan. Induk dipindahkan ke akuarium pemelihraan. Telur yang tidak menetas segera disifon untuk menjaga kualitas air semoga tidak terkotori sebab pembusukkan telur yang tidak menetas. Telur yang menetas akan di kasi makan sehabis kuning telur habis atau sekitar 2-3 hari sehabis menetas. Pakan pertama yang diberi pada larv ayakni kuning telur yang direbus terlebi dahulu.
3.6 Pemeliharaan Larva
Larva dipelihara di box sterofoam hingga berumur 10 hari. Setelah berumu 10 hari larva di hitung dan padat tebar dikecilkan dengan menambah 8 buah box sterofoam sebagai pemeliharaan lanjutan.
3.6.1 Manajemen Pemberian Pakan
Pakan selama pendederan berupa cacing cacah yang diberikan pada larva selama 7 hari dan Cacing yang tidak dicacah selama 7 hari. Kaprikornus dukungan cacing dilakukan hingga benih panen yakni berumur 45 hari yang mencapai ukuran ¾ inch. Frekuensi dukungan pakan 2 kali sehari, pada pukul 08:00, dan 16:00 WIB. Methode dukungan pakan secara add libitum.
Selama satu ahad dukungan pakan menghabiskan 2 kg cacing. Kaprikornus untuk mencapai panen di Vizan farm menghabiskan cacing sebanyak 4 kg.
3.11 Pemanenan
Pemanenan dilakukan sehabis pendederan selama 14 hari pemeliharaan atau benih berumur 45 hari dari telur. Pemanendilakukan pada waktu pagi hari pukul 07.00 – 09.00 WIB bertujuan untuk mengurangi tingkat ajal pada benih, sebab stress akhir suhu yang terlalu tinggi. Pemanenan menghasilkan benih ukuran rata-rata ¾ inch. Ciri morfologi yang sanggup diamati, bentuk ikan yang telah definitif, gerakan lincah dan kondisi ikan sehat.
IV. ASPEK USAHA
Adapun perhitungan biaya dan laba dalam pembenihan ikan Redfin Albino yaitu sebagai berikut :
Biaya investasi pembenihan Redfin albino di Vizan Farm sebesar Rp.7.070.000,-
Biaya Operasional
- Biaya tetap Rp 4.849.000 PP 0,6 tahun atau 7 bulan
- Biaya tidak tetap Rp 1.256.000 BEP (Harga) Rp 5.213.978
Pendapatan Rp 18.042.500 BEP (Unit) 29.785 ekor/tahun
Keuntungan Rp 11.937.500
R/C Ratio Rp 2,95
Ikan Redfin Albino (Ephalzeorhynchus frenatus) merupakan ikan hias bewarna putih yang mempunyai sirip badan merah. Dengan warna yang menarik yang diperlihatkan oleh Redfin Albino menciptakan para pecinta ikan hias lokal maupun mancanegara bahagia untuk memeliharanya dengan ditandai dengan semakin meningkatnya seruan pasar lokal maupun mancanegara terhadap Redfin Albino.
Kegiatan pembenihan merupakan suatu acara yang fundamental dalam proses budidaya ikan. Kegiatan pembenihan menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan akan menjadi komponen input bagi acara pendederan dan pembesaran. Dengan adanya acara pembenihan, maka ketersediaan benih untuk acara pendederan, dan pembesaran terpenuhi. Kegiatan ini dilaksanakan di Vizan Farm Sawangan, Depok, sebab kawasan ini telah usang bergerak dalam bidang pembenihan ikan hias terutama Redfin Albino dan juga mempunyai lokasi yang sangat strategis serta gampang dijangkau. Farm ini juga masih produktif dan kontinyu dalam perjuangan pembenihan Redfin Albino dan juga mempunyai kemudahan utama dan teknologi penunjang yang cukup lengkap.
II. FASILITAS PEMBENIHAN
Fasilitas yang terdapat di Vizan Farm terbagi atas dua yaitu kemudahan utama dan kemudahan pendukung acara pembenihan. Fasilitas utama yang terdapat di farm tersebut antara lain wadah berupa kolam tandon, akuarium pemeliharaan induk, akuarium pemberokkan, box sterofoam pemijahan, box sterofoam larva, dan kolam terpal pemeliharaan benih. Sistem aerasi yang didukung oleh 1 buahblower. Sedangkan kemudahan pendukung pembenihan yang terdapat di farm tersebut antara lain : bangunan yang terdiri dari hatcheri indoor, kantor utama, mushola, ruang genset, kamar tidur, ruang makan, toilet, dapur, dan motor suzuki.
III. KEGIATAN PEMBENIHAN
3.1 Persiapan Wadah Pemijahan
Sebelum pemijahan induk, sebaiknya dilakukan persiapan wadah yang baik semoga proses pemijahan sanggup berlangsung dengan sempurna. Pemijahan redfin albino di Vizan farm memakai wadah box sterofoam. Dalam penggunaan box sterofoam yang sangat di nilai yaitu dari segi kestabilan suhu dalam waktu pemijahan dan penetasan. Faktor suhu sangat penting dalam proses pemijahan, sebab perubahan suhu akan mempengaruhi pemijahan. Persiapan wadah diawali pembersihan wadah pemijahan berupa box stereofoam yang bertujuan untuk meminimalisir serangan basil patogen akhir wadah yang kotor.
Box sterofoam yang di gunakan berukuran 80 x 40 x 30 cm. Box terlebih dahulu di basuh dengan air higienis hingga kotorran yang melekat tidak ada. Setelah pencucian, box di bilas dengan air bersih. Box yang sudah higienis di susun rapat pada kawasan yang sudah di tentukan. Setelah box disusun di lakukan pengisian air dan pengaturan aerasi. Air dipompa pribadi dari tandon dan di alirkan melalui selang yang berukuran ¾ inch. Air di isi dengan ketinggian 20 cm.
3.2 Sampling Kematangan Gonad
Kegiatan seleksi induk dilakukan untuk menentukan induk yang matang gonad dan siap dipijahkan. Induk betina matang gonad, secara fisik ditandai dengan perut yang membundar, lembek bila diraba. Bobot induk sekitar antara 28- 35gr, panjang sekitar 8- 12 cm dan berumur minimal 8 bulan. Sedangkan induk jantan, ditandai dengan adanya sperma waktu dilakukan penyitripiingan. Bobot indukan jantan sekitar 23- 28 gr, panjang sekirar 6- 9 cm dan berumur minimal 6 bulan.
3.3 Pemberokan
Pemberokan bertujuan untuk mengosongkan isi perut sehingga induk yang ada benar- benar membesar perutnya sebab berisi telur, bukan sebab kekenyangan atau sebab lemak. Induk-induk hasil seleksi kemudian diberok (di puasakan). Pemberokan dilakukan selama 24 jam dalam akuarium pemberokan, berukuran 60x40x30cm. Pemberokan dilakukan secara terpisah antara induk jantan dan betina untuk menghindari pemijahan yang tidak di inginkan.
3.4 Rangsangan Pemijahan
Teknik pemijahan yang dipakai yaitu teknik pemijahan secara semi alami, yaitu dengan melaksanakan menyuntikkan hormon pada induk betina dan jantan. Pada induk betina penyuntikan dilakukan untuk merangsang ovulasi dan pada induk jantan untuk merangang sperma. Sebelum penyuntikan, dilakukan penimbangan induk yang akan dipijahkan. Berdaasarkan berat induk ini, sanggup dihitung volume larutan ovaprim yang telah di encerkan, yaitu 0,5 ml/kg bobot badan induk untuk betina, sedangkan pada induk jantan 0,3 ml/kg bobot tubuh. Pengenceran ovaprim memakai Larutan Fisiologis (NaCl 0,9%). Untuk memperoleh takaran larutan fisiologis yaitu dengan menghitung seberapa banyak ovaprim yang digunakan, sebab perbandingan ovaprim dan larfis 1 : 1.
Kaprikornus dalam 1 siklus pemijahan, penyuntikan di lakukan pada 2 pasang indukan sebesar 0,09 ml yang terdiri dari ovaprim dan NaCl 0,9 %.
Penyuntikan dilakukan pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB atau pukul 20.30 WIB. Penyuntikan dilakukan satu kali secara intramuscular, yaitu penyuntikan pada cuilan punggung ikan. Rentang waktu antara penyuntikan dengan ovulasi telur yaitu 10-14 jam pada suhu 23-260C. Setelah dilakukan penyuntikan terhadap induk jantan dan betina di campurkan pada box sterofoam berukuran 90x40x30cm dengan takaran 1 pasang induk dalam 1 box. Selang waktu 10 -14 jam sehabis penyuntikan, terjadi pemijahan.
3.5 Penetasan Telur
Telur redfin albino akan menetas dalam jangka waktu 40- 50 jam. Telur menetas tetap di dalam akuarium pemijahan. Induk dikeluarkan sehabis induk mengeluarkan telur secara keseluruhan. Induk dipindahkan ke akuarium pemelihraan. Telur yang tidak menetas segera disifon untuk menjaga kualitas air semoga tidak terkotori sebab pembusukkan telur yang tidak menetas. Telur yang menetas akan di kasi makan sehabis kuning telur habis atau sekitar 2-3 hari sehabis menetas. Pakan pertama yang diberi pada larv ayakni kuning telur yang direbus terlebi dahulu.
3.6 Pemeliharaan Larva
Larva dipelihara di box sterofoam hingga berumur 10 hari. Setelah berumu 10 hari larva di hitung dan padat tebar dikecilkan dengan menambah 8 buah box sterofoam sebagai pemeliharaan lanjutan.
3.6.1 Manajemen Pemberian Pakan
Larva mulai diberi pakan pada hari ketiga atau menjelang kuning telur di badan habis (perubahan endogeneus ke eksogeneus). Pakan pertama yang di beri berupa rebusan kuning telur.
Pemberian kuning telur pada larva selama 3 hari, atau larva dari umur 3 hari samapai berumur 5 hari. Pemberian pakan kuning telur dua kali sehari pada jm8 dan jam 4 sore. Pada umur ke 6 larva diberi pakan artemia. Pemberian pakan artemia dilakukan selama 7 hari. Artemia diberikan dengan takaran dukungan 4 kali sehari pada pukul 08.00, 12.00, 16.00, dan 21.00 WIB. Dosis artemia yan diberikan sebanyak 0,25 gr/ hari. Larva yang akan diberi terlebih dahulu di kultur pada kolam kultur pakan alami. Artemia dikultur sehari sebelum dukungan pakan. Pemberian artemia akan berhenti sehabis larva berumur 12 hari.
Setelah dukungan artemin atau larva berumur 12 hari dilakuakn penjarangan. Penjarangan dilakukan dngan menambah 8 buah
Pemberian kuning telur pada larva selama 3 hari, atau larva dari umur 3 hari samapai berumur 5 hari. Pemberian pakan kuning telur dua kali sehari pada jm8 dan jam 4 sore. Pada umur ke 6 larva diberi pakan artemia. Pemberian pakan artemia dilakukan selama 7 hari. Artemia diberikan dengan takaran dukungan 4 kali sehari pada pukul 08.00, 12.00, 16.00, dan 21.00 WIB. Dosis artemia yan diberikan sebanyak 0,25 gr/ hari. Larva yang akan diberi terlebih dahulu di kultur pada kolam kultur pakan alami. Artemia dikultur sehari sebelum dukungan pakan. Pemberian artemia akan berhenti sehabis larva berumur 12 hari.
Setelah dukungan artemin atau larva berumur 12 hari dilakuakn penjarangan. Penjarangan dilakukan dngan menambah 8 buah
box sterofoam untuk pemeliharaan larva. Box sterofoam di isi sir sehari sebelum dilakukan penjarangan. Pada proses penjarangan jga dilakukan penghitungan larva semoga sanggup menetukan derajat penetasan redfin albino. Pada penghitungan di sanggup jumlah larva sebanyak 10.125 ekor. Pada umur 13 hari larva redfin diberi pakan kutu air. Pemberian kutu air dilakukan selama 14 hari. Pemberia kutu air mempunyai kegunaan untuk penyeragaman ukuran benih. Kutu air yang diberikan berupa kutu air beku. Pemberian kutu air sebanyak 4 sendok makan/hari. Pemberian kutu air dua kali sehari yakni pada pukul 07.00, dan pukul 21.00 WIB. Kutu air diberikan dengan cara melarutkan kutu air terlebih dahulu dengan air. Kutu air beku yang dipakai harus dilarutkan semoga kutu air sanggup dimakan oleh larva.
3.7 Pengelolaan Kualitas Air
Dalam pengelolaan kualitas air yang dilakukan menyerupai penyifonan kotoran bekas pakan dan larva yang mati. Pengecekkan kulaitas air dilakukan setiap hari. Penyifonan hanya dilakukan bila air sdah kelihatan jusam sebab sisa pakn. Untuk penambahan air dilakukan memakai selang air kecil berukurn ¼ inch yang pribadi dipompa dari tandon.
3.8 Pemanenan Larva
3.7 Pengelolaan Kualitas Air
Dalam pengelolaan kualitas air yang dilakukan menyerupai penyifonan kotoran bekas pakan dan larva yang mati. Pengecekkan kulaitas air dilakukan setiap hari. Penyifonan hanya dilakukan bila air sdah kelihatan jusam sebab sisa pakn. Untuk penambahan air dilakukan memakai selang air kecil berukurn ¼ inch yang pribadi dipompa dari tandon.
3.8 Pemanenan Larva
Larva dipanen atau dipindahkan dari box penetasan ke kolam terpal sehabis berumur 30 hari, sekaligus dilakukan grading. Larva dipanen dengan cara memakai serokan yang halus semoga tidak membahayakan pada larva. Larva dipindahkan pada bejana kecil dan dilakukan penggradingan sekaligus penghitungan. Sebelum larva ditebar dilakukan pengecekkan aerasi pada bak. Air didalam kolam sudah di isi sehari sebelum dilakukan penebaran. Larva yang sudah digrading pribadi ditebar pada 2 buah kolam terpal dengan aklimatisasi terlebih dahulu.
3.9 Penebaran Benih
3.9 Penebaran Benih
Larva ditebar ke kolam terpal ketika mencapai umur 30 hari sehabis menetas, atau ketika larva sudah sanggup makan cacing. Pemberian pakan sebelumnya berupa kuning telur selama 2 hari, artemia selama 7 hari, dan kutu air (daphnia sp). Penebaran larva dilakukan pada pagi hari pukul 09:00 WIB dengan melaksanakan aklimatisasi terlebih dahulu untuk pembiasaan suhu air pada kolam pendederan. Aklimatisasi yang dilakukan dengan memasukan air kolam kedalam wadah larva bertahap selama 10-15 menit, dan barulah benih ditebar di kolam pendederan. Sebelum benih ditebar dilakukan grading semoga tidak terdapat perbedaan ukuran yang mencolok dalm pemeliharaan. Benih yang ditebar berukuran 1- 1,5 cm.
3.10 Pemberian Pakan
3.10 Pemberian Pakan
Pakan selama pendederan berupa cacing cacah yang diberikan pada larva selama 7 hari dan Cacing yang tidak dicacah selama 7 hari. Kaprikornus dukungan cacing dilakukan hingga benih panen yakni berumur 45 hari yang mencapai ukuran ¾ inch. Frekuensi dukungan pakan 2 kali sehari, pada pukul 08:00, dan 16:00 WIB. Methode dukungan pakan secara add libitum.
Selama satu ahad dukungan pakan menghabiskan 2 kg cacing. Kaprikornus untuk mencapai panen di Vizan farm menghabiskan cacing sebanyak 4 kg.
3.11 Pemanenan
Pemanenan dilakukan sehabis pendederan selama 14 hari pemeliharaan atau benih berumur 45 hari dari telur. Pemanendilakukan pada waktu pagi hari pukul 07.00 – 09.00 WIB bertujuan untuk mengurangi tingkat ajal pada benih, sebab stress akhir suhu yang terlalu tinggi. Pemanenan menghasilkan benih ukuran rata-rata ¾ inch. Ciri morfologi yang sanggup diamati, bentuk ikan yang telah definitif, gerakan lincah dan kondisi ikan sehat.
IV. ASPEK USAHA
Adapun perhitungan biaya dan laba dalam pembenihan ikan Redfin Albino yaitu sebagai berikut :
Biaya investasi pembenihan Redfin albino di Vizan Farm sebesar Rp.7.070.000,-
Biaya Operasional
- Biaya tetap Rp 4.849.000 PP 0,6 tahun atau 7 bulan
- Biaya tidak tetap Rp 1.256.000 BEP (Harga) Rp 5.213.978
Pendapatan Rp 18.042.500 BEP (Unit) 29.785 ekor/tahun
Keuntungan Rp 11.937.500
R/C Ratio Rp 2,95
0 Response to "Pembenihan Redfin Albino (Ephalzeorhynchus Frenatus) Di Vizan Farm Sawangan, Depok"
Post a Comment