Prospek Dan Potensi Jahe Gajah
Thursday, June 13, 2019
Add Comment
Prospek Usaha Jahe Gajah mempunyai masa depan yang cukup cerah. Jahe gajah banyak dimanfaatkan sebagai materi adonan makanan, minuman, kosmetika dan materi baku dalam acara industri. Semakin pesatnya acara industri obat-obatan modern, tradisional dan industri-industri lain yang bermunculan dengan menggunakan materi baku jahe menjadikan ajakan komoditi ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Jahe gajah tidak hanya berprospek didalam negeri saja tetapi juga mempunyai peluang besar untuk diserap oleh pasar internasional. Jahe gajah berpotensi sebagai komoditas export yang dikirim dalam bentuk segar, kering, asinan ,minyak atsiri dan oleoresin. Negara pengimport jahe gajah ketika ini ialah Singapura, Jepang, Jerman, USA, Kanada, Maroko, Perancis, Hongkong dan Belanda. Dengan demikian Usaha jahe Gajah mempunyai prospek dan potensi perjuangan yang cukup menjanjikan.
Tanaman Jahe Gajah,Foto Koleksi Deptan
Jahe gajah sangat besar peluangnya untuk dikembangkan di Indonesia sebab didukung oleh iklim, kondisi tanah dan letak geografis yang cocok bagi pembudidayaan tumbuhan ini. Disamping itu dengan adanya ketersediaan lahan yang luas dan melimpahnya sumberdaya insan sangat memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas yang maximal. Jahe gajah mempunyai prospek dan potensi produksi cukup tinggi yaitu mencapai 25 ton / hektar bahkan dengan teknologi intensif hasil produksi mencapai 60 ton / hektar. Oleh sebab itu jahe gajah sanggup lebih dikembangkan sebagai salah satu komoditas unggulan yang bisa memperlihatkan impian dan nilai irit yang tinggi.
Jahe Gajah Siap Dipasarkan
MANFAAT DAN KEGUNAAN JAHE GAJAH
Prospek dan Potensi perjuangan Jahe gajah bisa dianalisa dari aneka ragam manfaat dan kegunaan Jahe Gajah yang bermacam-macam.
1. Asinan Jahe dalam Kemasan di Jepang
Didalam rimpang jahe kering mengandung pati sekitar 58%, protein 8%, oleoresin 3%-5% dan minyak atsiri 1%-3%. Minyak atsiri ialah minyak yang praktis menguap dan memperlihatkan anyir khas pada jahe. Minyak atsiri mengandung komponen utama yang berupa senyawa zingiberen dan zingiberol. Penyebab rasa pedas dan pahit pada jahe ialah senyawa oleoresin.
Kandungan nutrisi ( gizi ) dalam setiap 100 gram jahe mengandung kalori 51,00kal , protein 1,50g , lemak 1,00g , karbohidrat 10,10g , kalsium 21,00mg , fosfor 39,00mg , zat besi 1,60mg , vitamin A 30,00SI , vitamin B 1 0,02mg , vitamin C 4,00mg , air 86,20g , pecahan yang sanggup dimakan 97,00%.
2. Jahe gajah sanggup dimanfaatkan sebagai materi obat diantaranya ialah obat perangsang selaput lendir besar, rematik, sakit kepala, perangsang gerakan usus, pencernaan dan perut kembung, batuk kering, peluruh keringat, sakit tenggorokan, mulas dan salesma lambung.
3. Jahe gajah juga dipakai sebagai materi pembuatan bir jahe ( ginger beer ) dan anggur jahe ( binger wine ). Didalam minyak jahe terkandung banyak sekali senyawa ibarat kurkumen, pinen, felandren, linalool, bormeol, sitral, kamfen, farnesen, seskuiterpen, , sineol, metilheptenon,alcohol dan aldehid yang dimanfaatkan secara luas dalam industri kuliner dan minuman.
4. Jahe gajah dikonsumsi sebagai bumbu dapur majemuk masakan mulai dari bumbu opor, gule, sayur oseng dan lain-lain, selain itu juga sanggup dibentuk menjadi banyak sekali macam produk olahan untuk export contohnya jahe kering ( dried ginger ), minyak jahe ( ginger oil ), bubuk jahe, oleoresin jahe dan asinan jahe ( salted ginger ). Jahe gajah asinan banyak diminta oleh negara Jepang
5. Minuman Jahe Segar
SEKILAS BUDIDAYA JAHE GAJAH
Jahe Gajah Muda
Jahe gajah sanggup tumbuh elok apabila ditanam didataran dengan ketinggian 400 s/d 800 dpl. dengan suhu berkisar 20 – 30 derajat Celcius. Komoditi ini berproduksi dengan baik ditanah yang gembur dan banyak mengandung materi organik dengan PH 5,5 – 7. Jahe gajah menghendaki sinar matahari minimal 8 jam setiap hari dan kelembapan udara yang cukup tinggi dengan RH 60%-90%.
Jahe gajah diperbanyak secara vegetatif dengan rimpangnya. Bibit jahe berkualitas didapat dari tumbuhan induk renta minimal berumur 10 bulan, ditandai dengan daun tumbuhan yang sudah kering dan mati disemua bagian. Rimpang yang akan ditanam minimal mempunyai dua mata tunas, dihentikan cacat atau terjangkit penyakit. Dalam satu hektar dibutuhkan kira-kira 1,2 ton rimpang bibit jahe.
Sebelum dilakukan penanaman lahan harus diolah dan dibentuk bedengan. Tujuan pengolahan tanah ialah untuk memperbaiki struktur tanah, mempercepat pelapukan, memberantas gulma, membalik dan mempertebal lapisan tanah atas, meratakan tanah serta memperbaiki drainase. Sementara pembuatan bedengan bertujuan untuk memperoleh lapisan tanah atas yang tebal dan memudahkan pemeliharaan tanaman.
Jahe gajah ditanam awal animo penghujan dengan contoh tanam secara monokultur atau tumpangsari. Pola tanam tumpangsari sanggup dilakukan antara tumbuhan jahe gajah dengan tumbuhan yang lain contohnya bawang merah atau cabai rawit. Tujuan tumpangsari ialah untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan.
Jahe gajah semoga pertumbuhannya maximal maka perlu dilakukan pemeliharaan tanaman.Salah satunya ialah dengan memperhatikan system pengairan terutama selama fase pertumbuhan awal sebab jahe gajah butuh air yang memadai. Pengairan harus dilakukan secara kontinu dan dikurangi hingga fase penuaan rimpang. Tanah yang terlalu berair menciptakan rimpang busuk.
Apabila tumbuhan bermasalah maka perlu diganti dengan cara penyulaman yang bertujuan semoga jumlah populasi tetap. Penyiangan dilaksanakan apabila pertumbuhan gulma sudah dirasa mengganggu tanaman. Agar tumbuhan jahe tidak rebah maka perlu dilakukan pembubunan pada ketika tumbuhan berumur 1-1,5 bulan.
Jahe gajah dalam masa pertumbuhannya juga tidak luput dari hama dan penyakit. Hama yang kerap menyerang ialah lalat rimpang Mimegrala coeruleifrons yang memakan seluruh pecahan rimpang, lalat rimpang eumerus figurans walker yang memakan pecahan lunak rimpang penyebab tumbuhan layu dan keropos serta lalat lamprolonchaea sp yang menyerang rimpang hingga menjadi busuk.
Penyakit yang sering menyerang ialah basil pseudomonas zingiberi menjadikan pecahan pangkal batang semu membusuk dan rebah, Cendawan phyllosticta zingiberi ramak yang sanggup menjadikan daun rusak, menguning kemudian mengecil dan Cendawan pythium yang menjadikan pembusukan rimpang jahe yaitu busuk berair atau busuk lunak.
Jahe gajah dipanen apabila telah renta dan berumur minimal 10 bulan. Ciri fisik yang nampak yaitu apabila rimpang ditekan terasa sangat keras dan susah untuk dikelupas kulitnya dengan tangan. Warna pada kulit luar kelihatan segar kekuningan, mengkilat dan tidak ada warna kemerahan pada ujung rimpang.
Jahe gajah yang dipanen muda untuk asinan, dilakukan ketika tumbuhan berumur 3 s/d 4 bulan. Ciri-ciri fisik yang nampak ialah rumpun tumbuhan masih hijau, rimpang gemuk, ujung-ujung rimpang masih berwarna kemerah-merahan, beranak banyak dan bila rimpang dipotong maka belum kelihatan serat-seratnya.
Jahe gajah dipanen dengan membongkar tanah secara keseluruhan menggunakan garpu tangan. Pembongkaran tidak dianjurkan menggunakan cangkul semoga sanggup dihindari jahe terpotong sebab tercangkul. Jahe yang patah atau rusak menjadikan masuk ke-grade export yang lebih rendah yang berarti nilai jualnya menjadi rendah pula.
Jahe gajah yang telah digrade dikumpulkan menjadi satu kemudian didiamkan selama 1- 2 hari digudang penampungan. Tujuannya semoga tanah yang masih melekat dijahe menjadi kering dan luruh sehingga higienis tanah. Salah satu persyaratan export ialah jahe harus higienis dari tanah yang melekat di rimpang..
KRITERIA PASOKAN JAHE GAJAH
Jahe gajah usia 9 bulan atau indukan
Jahe gajah segar ajakan pasar lokal tidak diharapkan spesifikasi atau grade tertentu. Segala macam bentuk dan ukuran diterima asal dalam kondisi sehat dan segar. Jahe dipacking dengan menggunakan kemasan karung net atau karung goni isi 50 kg / karung.
Jahe gajah segar ajakan export dibagi menjadi tiga grade yaitu grade A , grade B dan grade C. Grade A mempunyai berat 200 gram up / rimpangnya, bentuk rimpang besar dan gemuk serta warna kulit mengkilap. Grade B mempunyai berat 100 gram up / rimpang dengan bentuk rimpang sedang. Grade C mempunyai berat minimal 50 gram / rimpang dengan bentuk rimpang kecil-kecil.
Jahe gajah untuk export dibedakan menjadi dua macam yaitu jahe gajah segar higienis tanah dan jahe gajah segar higienis cuci. Bersih tanah artinya kondisi jahe yang diminta masih diperbolehkan mempunyai kandungan tanah yang melekat pada jahe maximal 5%, sedangkan higienis basuh ialah jahe yang akan dikirim betul-betul higienis dari tanah sesudah dilakukan pencucian.
Jahe gajah higienis basuh hanya diperuntukkan bagi grade A saja. Pada waktu proses pembersihan harus dilakukan dengan hati-hati semoga jangan hingga terjadi pengelupasan kulit, disamping menurunkan mutu jahe juga rawan terkena penyakit. Jahe yang terkelupas kulitnya ketika pembersihan biasanya jahe gajah muda yang ikut terpanen.
Jahe gajah yg telah dicuci dikeringanginkan dengan tidak terkena sinar matahari eksklusif sebab menjadikan penyusutan. Jahe gajah higienis basuh dipacking menggunakan kemasan kardus isi 20 kg sementara jahe gajah higienis tanah yang sudah digrade dikemas dengan waring / karung net berisi 12 kg atau 50 kg sesuai grade. Dibutuhkan ± 28 ton jahe gajah untuk mengisi 1 container 40 feet.
Jahe gajah yang diminta dalam bentuk kering berupa rajangan jahe gajah kering dengan kadar air 17%. Untuk mendapat jahe kering berkualitas diharapkan jahe segar yang betul-betul tua. Setelah dirajang jahe dijemur dengan dukungan sinar matahari. Dari 8 kg jahe gajah segar renta sesudah diproses biasanya didapatkan 1 kg jahe kering. Rajangan kering dikemas dengan karung goni isi 50 kg s/d 100 kg.
Jahe gajah ajakan asinan didapatkan dari jahe gajah muda yang berumur 3 s/d 4 bulan dengan kondisi tumbuhan yang masih hijau. Kriteria jahe gajah untuk asinan ialah jahe gajah muda dalam keadaan segar, tidak berpenyakit, mempunyai rimpang yang gemuk dan belum berserat dan ujung rimpang masih berwarna kemerah-merahan.
Salah satu Model Tumpangsari Jahe Gajah,Foto Koleksi Sutanmuda
ANALISI DAN RINCIAN ANGGARAN BUDI DAYA JAHE GAJAH
Modal Tetap berjalan 1 kali animo tanam
- Bibit 2000 kg x @ Rp.12.000,- = Rp. 24.000.000,-
- Pupuk Urea 65kg x @ Rp.5.000,- = Rp. 325.000,-
- KCL 160 kg x @ Rp.5.500,- = Rp. 880.000,-
- Kompos 3000kg x @ Rp.5.000,- = Rp. 15.000.000,-
- Pupuk Kandang 3000kg x @ Rp. 5.000,- = Rp 15.000.000,-
- Obat 20kg x @ Rp. 75.000,- = Rp. 1.500.000,-
- Solar Diesel 20 liter x 30 hari x 3 bulan x @ Rp.4.000,- = Rp. 7.200.000,-
- Karung Packing 315 Karung x @ Rp. 25.000,- = Rp. 7.875.000,-
- Listrik 4 bulan x @ Rp. 350.000,- = Rp. 1.400.000,-
Total = Rp. 73.180.000,-
Modal Awal lahan dan tempat
- Tanah luas 63.000m2 x @ Rp.15.000,-/m2 = Rp 945.000.000,-
- Gudang Penyimpanan 12m x 10m x @ Rp.1.000.000,-/m2 = Rp. 120.000.000,-
- Rumah Penyemaian Bibit 8m x 10m x @ Rp. 950.000,-/m2 = Rp. 76.000.000,-
- Total = Rp.1.141.000.000,-
Modal Awal alat
- Honda Water Pump 2 buah x @ Rp 3.250.000,- = Rp. 7.500.000,-
- Ember Siram Pupuk 8 x @ Rp.35.000,- = Rp. 280.000,-
- Alat Semprot Pestisida 9 x @ Rp.850.000,- = Rp. 7.650.000,-
- Tractor Kubota 2 x @ Rp. 15.000.000,- = Rp. 30.000.000,-
- Ember Besar Cuci Panen 20 x @ Rp.45.000,- = Rp 900.000,-
- Keranjang Panen 30 x @ Rp. 35.000,- = Rp. 1.050.000,-
- Timbangan 1 buah x @Rp. 950.000,- = Rp. 950.000,-
- Instalasi Listrik 2.800watt = Rp. 4.800.000,-
- Garu Taman 30 buah x Rp.7.500,- = Rp. 225.000,-
- Pompa Air Jet Pump Sanyo 50m 1 buah x @ Rp. 7.650.000,- = Rp. 7.650.000,-
- Sumur Bor 50m x @ Rp. 250.000,-/m2 = Rp. 12.500.000,-
- Tandon Air 2.300 liter 1 buah x @ Rp. 2.500.000,- = Rp. 2.500.000,-
- Tiang Tandon air tinggi 8 m x lebar 5m x 5m x @ Rp. 50.000,-/m3 = Rp. 10.000.000,-
- Selang Air Tandon 100 m x @ 7.500,-/m = Rp. 750.000,-
- Selang Honda Water Pump 300m x @ Rp. 23.500,-/m = Rp. 7.050.000,-
- Terpal 5 buah besar @ Rp.450.000,- = Rp. 2.250.000,-
- Cangkul 20 buah @ Rp. 65.000,- = Rp. 1.300.000,-
- Arit Rumput 10 buah @ 12.500,- = Rp. 125.000,-
Total = Rp. 97.480.000,-
Tenaga Kerja
- Tenaga Tanam 20 orang x 7 hari x @Rp.35.000,- = Rp. 4.900.000,-
- Tenaga Perawatan 10 orang x 120 hari x @ Rp.35.000,- = Rp 42.000.000,-
- Tenaga Panen 50 orang x 14 hari x Rp.35.000,- = Rp. 24.500.000,-
Total = Rp. 71.400.000,-
Total Keseluruhan Modal Usaha = Rp. 1.383.060.000,-
Estimasi Penyusutan Alat dan Bangunan
= Total Alat + Nilai Gudang + Nilai Rumah Penyemaian
= Rp. 97.480.000,- + Rp. 120.000.000,- + Rp. 76.000.000,-
= Rp. 293.480.000,- x 1.5%/tahun = Rp. 44.022.000,-/tahun
Estimasi Profit per 4 bulan
= ( Hasil Panen x harga jual ) – ( Penyusutan per tahun dibagi 3 animo panen ) – total tenaga kerja – total modal tetap berjalan satu animo tanam
= ( minimal 25.000kg x Rp. 12.500,-/kg ) – ( Rp. 44.022.000,- : 3 animo )
= Rp.312.500.000,- – Rp. 14.674.000,- – Rp. 71.400.000,- – Rp. 73.180.000,-
= Rp. 153.246.000,-
Profit = Rp. 153.246.000,-/ animo tanam / 3 bln
Profit per bulan Rp. 51.082.000,-/Bln
Modal awal senilai Rp. 1.383.060.000,-
akan sanggup kembali pada :
= Rp. 1.383.060.000,- : Rp. 51.082.000,- = 28 bulan / 2 tahun lebih 4 bulan.
Informasi Lebih Lengkap Mengenai Budi Daya Dan Usaha Jahe Gajah Bisa melaksanakan Kontak dengan :
Arie Ferdiansyah
Jl. Raya Sidoharjo 240
Dusun Wadung Rt 4 Rw 3
Desa Sidoharjo,Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban,Jawa Timur,62365
+62 856 49842128
+62 8125228702
0 Response to "Prospek Dan Potensi Jahe Gajah"
Post a Comment