Ikan Hias Indonesia Berpeluang Menguasai Dunia
Friday, February 28, 2020
Add Comment
“Ikan Hias Indonesia apabila di tangani secara serius akan bisa berbicara banyak di pasar Internasional dan akan mendorong Indonesia menjadi eksportir terbesar di dunia mengungguli Singapura”, demikian yang dikatakan Direktur Produksi, Ir. Iskandar Ismanadji, pada program coffee morning, yang diselenggarakan pada 20 Mei 2011 kemudian di Gedung Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain, Ketua Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI), Prof. Dr. Sukoso; Ketua Komisi Ikan Hias Indonesia (KIHI), Sugiarto Budiono; serta pemain-pemain dan stakeholder ikan hias yang tinggal di Jakarta.
Seluruh akseptor yang hadir pada program tersebut, baik dari pihak DIHI maupun KIHI merasa optimis dan berharap Indonesia bisa bangun dan menjadi produsen terbesar ikan hias di dunia pada tahun 2015 sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Dalam siaran pers yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) kepada wartawan disebutkan bahwa potensi ekspor ikan hias Indonesia diperkirakan sudah mencapai US $ 60 juta hingga dengan US $ 65 juta. Angka potensi ini akan menandingi Singapura sebagai eksportir terbesar di dunia. Pada tahun 2009 Indonesia gres menguasai 3,12 % dari perdagangan ikan Hias dunia. Hal ini masih tertinggal dari Singapura yang sudah mencapai 16,08%.
Spesies Ikan Hias Air Tawar di Indonesia diperkirakan berjumlah 400 spesies dari total 1.100 spesies di dunia, sedangkan ikan Hias Air Laut diperkirakan berjumlah 650 spesies. Di samping itu, sekitar 18 % dari seluruh terumbu karang di dunia berada di wilayah Indonesia. Wilayah sebaran produksi ikan hias Indonesia mencakup 18 propinsi, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua dan Papua Barat. Pangsa Pasar Ekspor Ikan Hias utamanya yaitu Negara Singapura, Cina, Hongkong, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, USA dan Eropa.
Air Laut
Edward Danakusumah, salah seorang anggota DIHI mengungkapkan, pemerintah supaya sudah mulai mempersiapkan pengembangan budidaya ikan hias air laut. Menurutnya, kini seruan ikan hias hias air maritim mulai bertambah banyak, diperkirakan sepuluh tahun mendatang seruan spesies ikan hias air maritim akan semakin meningkat sehingga ikan hias air maritim menjadi bisnis yang sangat menguntungkan, “oleh alasannya itu, jikalau ini tidak diantisipasi dari sekarang, bukan mustahil spesies ikan hias air maritim akan direbut negara tetangga” kata Edward.
Langkah-langkah yang harus perhatikan oleh pemerintah, berdasarkan Edward, yaitu dengan cara memikirkandan mengikuti event-event ikan hias, baik yang diselenggarakan di dalam maupun di luar negeri. “Pemerintah harus berperan aktif dalam segala event-event ikan hias. Ini dimaksudkan untuk promosi” tandas Edward.
Kendala
Di Indonesia, berdasarkan siaran pers tersebut, ibarat di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara yang sudah berhasil berbagi serta memasarkan komoditas ikan hias yang mempunyai harga cukup baik ibarat diantaranya jenis : arowana, discus, cupang, koi, louhan, guppy, koki, dan jenis ikan hias air tawar lainnya. Sementara jenis ikan hias maritim ibarat : clown fish, damsel, chromis, marine angel, scorpion, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, beaked coral fish, sea horse, cardinal, beberapa diantaranya berhasil dibudidayakan.
Namun, kebijakan pengembangan industri ikan hias juga masih terkendala dengan kebijakan management authority CITES yang berada di Kementerian Kehutanan ada (beberapa jenis ikan hias masih masuk dalamAppendix CITES yang kewenangannya masih di Kementerian Kehutanan”, tambah Direktur Produksi.
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain, Ketua Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI), Prof. Dr. Sukoso; Ketua Komisi Ikan Hias Indonesia (KIHI), Sugiarto Budiono; serta pemain-pemain dan stakeholder ikan hias yang tinggal di Jakarta.
Seluruh akseptor yang hadir pada program tersebut, baik dari pihak DIHI maupun KIHI merasa optimis dan berharap Indonesia bisa bangun dan menjadi produsen terbesar ikan hias di dunia pada tahun 2015 sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Dalam siaran pers yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) kepada wartawan disebutkan bahwa potensi ekspor ikan hias Indonesia diperkirakan sudah mencapai US $ 60 juta hingga dengan US $ 65 juta. Angka potensi ini akan menandingi Singapura sebagai eksportir terbesar di dunia. Pada tahun 2009 Indonesia gres menguasai 3,12 % dari perdagangan ikan Hias dunia. Hal ini masih tertinggal dari Singapura yang sudah mencapai 16,08%.
Spesies Ikan Hias Air Tawar di Indonesia diperkirakan berjumlah 400 spesies dari total 1.100 spesies di dunia, sedangkan ikan Hias Air Laut diperkirakan berjumlah 650 spesies. Di samping itu, sekitar 18 % dari seluruh terumbu karang di dunia berada di wilayah Indonesia. Wilayah sebaran produksi ikan hias Indonesia mencakup 18 propinsi, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua dan Papua Barat. Pangsa Pasar Ekspor Ikan Hias utamanya yaitu Negara Singapura, Cina, Hongkong, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, USA dan Eropa.
Air Laut
Edward Danakusumah, salah seorang anggota DIHI mengungkapkan, pemerintah supaya sudah mulai mempersiapkan pengembangan budidaya ikan hias air laut. Menurutnya, kini seruan ikan hias hias air maritim mulai bertambah banyak, diperkirakan sepuluh tahun mendatang seruan spesies ikan hias air maritim akan semakin meningkat sehingga ikan hias air maritim menjadi bisnis yang sangat menguntungkan, “oleh alasannya itu, jikalau ini tidak diantisipasi dari sekarang, bukan mustahil spesies ikan hias air maritim akan direbut negara tetangga” kata Edward.
Langkah-langkah yang harus perhatikan oleh pemerintah, berdasarkan Edward, yaitu dengan cara memikirkandan mengikuti event-event ikan hias, baik yang diselenggarakan di dalam maupun di luar negeri. “Pemerintah harus berperan aktif dalam segala event-event ikan hias. Ini dimaksudkan untuk promosi” tandas Edward.
Kendala
Di Indonesia, berdasarkan siaran pers tersebut, ibarat di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara yang sudah berhasil berbagi serta memasarkan komoditas ikan hias yang mempunyai harga cukup baik ibarat diantaranya jenis : arowana, discus, cupang, koi, louhan, guppy, koki, dan jenis ikan hias air tawar lainnya. Sementara jenis ikan hias maritim ibarat : clown fish, damsel, chromis, marine angel, scorpion, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, beaked coral fish, sea horse, cardinal, beberapa diantaranya berhasil dibudidayakan.
Namun, kebijakan pengembangan industri ikan hias juga masih terkendala dengan kebijakan management authority CITES yang berada di Kementerian Kehutanan ada (beberapa jenis ikan hias masih masuk dalamAppendix CITES yang kewenangannya masih di Kementerian Kehutanan”, tambah Direktur Produksi.
0 Response to "Ikan Hias Indonesia Berpeluang Menguasai Dunia"
Post a Comment